Kamis, 30 Mei 2013

Pengin Jadi Tentara, Malah Jadi Guru

WAKTU kecil pria ini bercita-cita menjadi tentara, namun, seiring perjalan-an waktu pria penyuka tanaman bonsai ini malah ‘terdampar’ menjadi pahlawan tanpa tanda jasa alias guru.
“Waktu sudah besar, saya malah berpikiran menjadi pegawai saja. Soalnya, saudara saya se-muanya bekerja sebagai swasta,” ujar pria bernama lengkap Heru Mulyono Widayat, Kepala SMPN 1 Curup Timur ini.
Banyak hal diperbincangkan Heru kepada koran ini selama kurang lebih 1 jam pekan lalu. Ditemui di ruangan kantornya, kepada wartawan Haluan Kota, Franky Adinegoro dan fotografer Ahmad Faisal, pria asli Malang Jawa Timur ini berbagi cerita.
Berikut petikannya.
Sudah berapa lama Anda menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMP ini?
Sudah enam bulan, sejak Juli 2012.
Sebelumnya, Anda menjabat sebagai apa?
Kepala SMPN 3 Curup Timur selama 7 tahun. Di sinilah tempat saya menjadi Kepala Sekolah yang sangat berkesan. Gedung-gedung nggak ada. Gedung itu hanya peninggalan SKP. Jadi, gedung-gedung itu hanya di depan dan belakang saja. Jadi sangat berkesan bagi saya. Saya terkesan dengan lingkungannya. Kalau dulu masyarakat mengenalnya dengan sekolah serut (banyak semak dan rumput) sehingga kita termotivasi untuk membenahinya.
Apa arti bekerja untuk Anda?
Bekerja bagi saya ya Mengabdi.
Bagaimana dengan dukungan istri dan Anak-anak terhadap pekerjaan Anda saat ini?
Memang inilah yang menjadi persoalan saya ketika menjadi Kepala Sekolah. Sebab, saya harus selalu memberikan pengertian kepada istri dan anak-anak saya. Apalagi di rumah saya kan tidak ada pembantu, jadi, kalau pagi-pagi istri saya selalu sibuk menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Kemudian saya meski berangkat jam setengah 7. Terkadang, saya terpaksa membantu.
Apa arti keluarga bagi Anda?
Bagi saya keluarga adalah motivasi yang paling utama. Anak saya kan perempuan semua. Jadi, sejak menjadi Kepala Sekolah, saya terpaksa harus pintar-pintar membagi waktu antara kerjaan dan keluarga. Tapi, ya tetap juga tidak bisa terpenuhi semuanya. Salah satu harus menjadi korban. Misalnya, di sekolahkan sampai jam setengah dua, jadi terpaksa saya tidak bisa berkumpul bersama anak-istri untuk makan siang bersama. Itulah konsekuensinya. Saya seperti merasa berdosa.
Apakah karier yang sudah Anda raih saat ini sudah merupakan impian Anda sejak dulu?
Tidak. Jadi maksud saya begini, saya menjalani hidup ini seperti air. Mengalir saja. Jadi, ya begitulah. Mengikuti alur saja. Yang penting kita harus mensyukuri apa yang telah saya raih.
Tapi Anda kan tentu punya cita-cita. Apa cita-cita Anda sewaktu kecil?
Saya kepingin menjadi tentara hahaha.
Apa alasan paling mendasar yang membuat Anda memutuskan untuk terjun menjadi PNS?
Jadi guru ya maksudnya. Kebetulan saya kan 9 bersaudara dan saya anak ke delapan. Semua saudara saya itu bekerja swasta semua. Makanya waktu itu saya berkeinginan menjadi guru saja hahaha.
Bagaimana Anda memandang diri sendiri saat ini? Apakah Anda sudah merasa sukses atau Belum?
Saya tidak bisa mengatakan sukses atau tidak. Yang jelas saya sangat mensyukuri saja apa yang telah saya raih ini.
Bagi sebagian orang, sukses itu barometernya adalah berlimpahnya uang. Nah, bagi Anda sendiri, Apa definisi atau arti sebuah kesuksesan?
Buat saya sukses itu ketika diri kita bisa bermanfaat bagi orang lain.Saya baru merasa sukses kalau saya sudah bisa bermanfaat bagi orang lain.
Menurut Anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya seseorang?
Niat. Sebab, segala seuatunya tergantung dengan niat kita, baru kemudian didukung factor teknis lainnya.
Selama perjalanan karier Anda, posisi mana yang paling Anda sukai?
Ya menjadi guru
Mengapa?
Karena saya sangat menyenangi menjadi guru. Makanya, saya tidak pernah mendelegasikan tugas saya mengajar di kelas ketika memang ada jam mengajar. Soalnya, ini sudah menjadi tanggungjawab kita. Jadi tidak bisa diwakilkan begitu saja.
Apa prestasi yang pernah Anda capai dalam pekerjaan atau masa sekolah dulu?
Di dalam kerja saja ya. Dulu saya pernah menjadi juara 1 Tingkat Kabupaten pada event seleksi Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2007. Kemudian setelah memenangi itu saya diikutkan kembali hingga ke tingkat provinsi. Di tingkat provinsi ini saya mendapat juara 3 saja. Tapi ada hal yang membuat saya bangga. Meski mendapat juara tiga saja, tapi, saya sebenarnya telah menyisihkan kandidat lainnya yang pendidikannya banyak di atas saya. Padahal saya cuma S1. Kemudian, yang diikutkan diklat saat itu justru saya, bukan juara 1 dan 2. Saya dikirim ke Malang, Jawa Timur untuk mengikuti diklat tersebut. Itu juga yang membuat saya bangga.
Misal, kalau ada orang yang mengkritik Anda. Bagaimana Cara Anda menyikapinya?
Ya, saya lihat dulu apa dasarnya mereka mengkritik saya. Kalau dasarnya sangat jelas dan demi kepentingan instansi, maka saya terima. Tapi, kalau demi kepentingan individu, maka saya akan memberikan penjelasan.
Bisa diceritakan masa kecil Anda seperti apa?
Saya lahir di Malang, 24 Mei 1966. Mulai sekolah dasar di SD 2 Malang, SMP PGRI Malang, dan SMA 2 Bengkulu. Kemudian seusai SMA saya kuliah di Universitas Bengkulu jurusan Bahasa Indonesia
Mengapa ambil jurusan itu?
Saya tidak tahu hahaha
Bagaimana cara atau doktrin orang tua Anda dalam mendidik anak-anaknya?
Orang tua saya selalu membebaskan anak-anaknya untuk melakukan apapun atau menjadi apapun. Kebetulan orang tua saya kan lurah. Kemudian, orang tua saya pasti menyekolahkan anak-anaknya di luar kawasan kami tinggal. Jadi anak-anaknya mesti disekolahkan di luar daerah tempat tinggal kami.
Kalau boleh tahu, apa yang paling sering Anda lakukan ketika ada waktu-waktu senggang?
Saya biasanya berkebun. Tapi, saya tidak bisa sebutkan satu persatu. Nanti dikira sombong karena memiliki banyak kebun hehehe.
Apa yang paling Anda minati? Musik, Olahraga, Baca Buku, atau apa?
Saya paling senang rekreasi. Untuk merefresh pikiran. Kemudian biasanya rekreasi saya itu ya berkebun.
Mengapa Anda sangat berminat di bidang itu?
Karena memang sejak dulu saya menyukai tanaman. Makanya di pekarangan rumah saya saya Tanami bonsai. Dan itu sudah saya lakukan sejak lama.
Kalau sekarang, apa obsesi jangka pendek dan jangka panjang yang ingin Anda capai?
Kalau untuk instansi, saya ingin terus membenahi sekolah yang saya pimpin ini sehingga terus menjadi lebih baik lagi. Untuk diri sendiri, saya berkeinginan agar bisa lebih dekat lagi sama keluarga. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar